Monday, February 25, 2013

Sekelumit Sejarah Kota Solo


Sekelumit Sejarah Kota Solo

Setelah mengalami kerusakan yang cukup parah akibat perang antara Pakubuwana II dengan Sunan Kuning (1742), Keraton Kartasura melalui Pakubuwana II memerintahkan Tumenggung Honggowongso, Adipati Pringgoloyo, Adipati Sindurejo, Tumenggung Mangkuyudo, Tumenggung Pusponegoro, Ngabei Yosodipuro, Mayoor Hogengdarp, yang kemudian ditambah dengan Pangeran Wijil, Tumenggung Tirtiwigunio, Kyai Kalifah Buyut, dan Penggulu Fekih Ibrahim, untuk mencari tempat yang akan dijadikan sebagai pusat pemeritahan kerajaan yang baru.

Setelah melakukan pengembaraan ke berbagai tempat, para narapraja tersebut akhirnya menemukan tiga tempat atau desa, yaitu desa Kadipala, desa Sala, dan desa Sana Sewu, yang bisa dijadikan sebagai pusat pemerintahan baru. Setelah melakukan perundingan, akhirnya dipilihlah desa Sala yang terletak sekitar 10 km sebelah timur Kartosuro untuk diajukan kepada Sunan PB II sebagai pusat keraton Mataram yang baru.

Baginda menyetujui usulan tersebut, yang kemudian oleh Sri Baginda Sunan Pakubuwana II diberi nama Surakarta Hadiningrat. Pada hari Rabu tanggal 17 Syura 1670 atau 17 Februari 1745, pindahlah Baginda Sunan Pakubuwana II dari Kartasura ke Surakarta Hadiningrat. Perpindahan ini dilaksanakan dengan kirab secara besar-besaran. Maka sejak saat itu ibu kota kerajaan Mataram pindah dari Kartasura ke Surakarta Hadiningrat. Peristiwa inilah yang kemudian dijadikan sebagai dasar hari lahir Kota Solo.

*Silakan dikoreksi bila ada kekeliruan

| Arie Kurniawan | Ref: sejarah.kompasiana.com | Image: indonesia-permai.blogspot.com |

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls