Monday, February 25, 2013
makan siang menggunakan pincuk
Adakah di antara Panjenengan yang sedang makan siang menggunakan pincuk siang ini?
Pincuk terbuat dari lembaran daun pisang, mempunyai filosofi agar kita selalu memulai dengan lembaran baru dan hati yang bersih. Daun pisang sangat murah dan mudah diperoleh, begitu juga dengan niat baik kita yang harus murah dan mudah didapat di dalam hati kita.
Lembaran daun pisang tersebut kemudian dibentuk, begitu juga niat baik kita, harus dengan mudah dibentuk dan disesuaikan dengan situasi yang ada. Proses ketiga, yaitu lembaran yang sudah dibentuk tersebut ditusuk dan dikunci dengan ‘biting’ atau lidi yang tajam. Ini menggambarkan bahwa niat baik kita juga harus dimantapkan dengan usaha keras, pemikiran yang tajam, saksama, dan hati-hati.
Saat telapak tangan memegang pincuk, telapak tangan kita harus melindungi pincuk agar tidak tumpah, seperti sikap kita dalam menghadapi permasalahan dengan nrimo. Bentuk pincuk yang terbuka pada satu sisinya dan tertutup pada sisi lainnya mengingatkan kita untuk selalu terbuka akan ilmu yang baik dan tertutup untuk segala hal yang buruk.
Itulah Sedherek, sedikit kupasan folosofi tentang pincuk. Semoga bermanfaat.
#SoloNgangeni
| Arie Kurniawan | Ref: reynaldorichard.wordpress.com | Foto: miskindanlapar.blogspot.com |
0 comments:
Post a Comment