Monday, February 25, 2013
Almarhum Gesang mengembangkan dirinya sebagai penyanyi dengan suara yang khas
Musik keroncong berkembang di pulau Jawa pada awal abad ke-20. Musik keroncong juga berkembang di Kota Solo sejak adanya pemancar radio pada masa sebelum Perang Dunia II. Kota Solo kala itu telah menjadi kancah bagi perkembangan tradisi musik keroncong di kalangan masyarakat Jawa, hingga keroncong yang semula lahir di Tugu, Jakarta Utara pada abad ke-17, telah bergeser dan diatributkan pada masyarakat Jawa. Di Jawa Tengah khususnya di Solo dan Yogyakarta, musik keroncong dipengaruhi oleh gamelan Jawa yang menggunakan tangga nada pentatonik yang pada akhirnya melahirkan jenis keroncong langgam Jawa.
Perkembangan musik keroncong di Kota Solo sudah berlangsung sejak tahun 1930-an, ditandai dengan munculnya orkes-orkes keroncong besar dan kecil. Orkes keroncong besar waktu itu antara lain adalah Monte Carlo dan Kembang Kacang, di mana Almarhum Gesang mengembangkan dirinya sebagai penyanyi dengan suara yang khas, karena dianggap memiliki ciri sendiri dibanding penyanyi keroncong lainnya. Meskipun sesungguhnya ada tiga gaya permainan keroncong, yaitu gaya keroncong Jakarta, gaya keroncong Surakarta (Solo), dan gaya keroncong Lama.
Selamat pagi menjelang siang Sedherek, selamat menjalani aktivitas Panjenengan. #SoloSemangat
| Arie Kurniawan | Ref: dari berbagai sumber | Foto: hiburan.kompasiana.com |
0 comments:
Post a Comment